Kamis, 21 11 2024
STANDAR WAKTU INDONESIA 16:55:13 WIB

Kuliah Umum Fakultas Perikanan dan Peternakan Universitas Islam Lamongan

Lamongan (13/06/2024) atas undangan dari fakultas Perikanan dan Peternakan Universitas Islam Lamongan, BMKG Stasiun Meteorolog Tuban hadir memberikan kuliah umum seputar dampak perubahan iklim terhadap perikanan dan peternakan. Acara ini dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Perikanan dan Peternakan UNISLA, Faisol Mas’ud, menyampaikan bahwa kuliah umum ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang cara menjaga kestabilan produksi di sektor perikanan dan peternakan di era perubahan iklim.

Selanjutnya, pemaparan disampaikan oleh Pegawai BMKG Stamet Tuban yaitu Alia Rahmi Nasution. Materi dijabarkan oleh beliau dengan penyampaian ciri perubahan iklim yang mulai terjadi di wilayah Indonesia secara umum. Kemudian, pemateri mengajak mahasiswa untuk memahami bagaimana interaksi atmosfer dan samudera mempengaruhi proses pembentukan cuaca dan iklim. Selanjutnya, beliau menyampaikan mitigasi dan adaptasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

Pada akhir penyampaiannya, Alia menghimbau kepada mahasiswa untuk bisa menggunakan energi dengan efisien. Sebab energi yang dihabiskan, misal untuk transportasi, akan mengeluarkan zat karbon dan terbang ke lapisan atmosfer sehingga membuat lapisan ozon semakin tebal. Kemudian, Beliau juga mengajak mahasiswa untuk menanam pohon dan menghentikan penebangan hutan agar dapat mengurangi pemanasan global.

Mahasiswa dan dosen turut berdiskusi dan bertanya mengenai topik yang dibahas, terutama kalangan mahasiswa yang sangat antusias menanyakan perihal cuaca ekstrim serta kondisi musim yang tidak menentu di Lamongan. Pertanyaan datang dari satu mahasiswi, Ia mengaku heran tentang langkah pemerintah yang melakukan hujan buatan di beberapa wilayah saja, padahal menurutnya hujan buatan harus dilakukan merata di wilayah yang mengelami kekeringan akibat el nino. Pernyataan ini pun ditanggapi oleh Arbi, pegawai BMKG Tuban yang turut hadir, menurutnya hujan buatan hanya bisa dilakukan di wilayah hujan buatan hanya bisa dilakukan di wilayah dengan bibit awan yang berpotensi. Artinya jika tidak ada bibit awan, maka usaha hujan buatan akan sia-sia.

Dalam pandangan penulis artikel, kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan sebab dampak perubahan iklim sudah mempengaruhi berbagai sektor sehingga dibutuhkan kolaborasi dari berbagai lintas keilmuan untuk menangkal tantangan perubahan iklim ini.

Scroll to top