Petir Menyambar Rumah Warga di Kecamatan Merakurak
Hujan lebat disertai petir yang melanda Kabupaten Tuban pada hari Sabtu tanggal 25 Juni 2022 telah menyebabkan kerugian materi. Berdasarkan laporan BPBD Tuban, salah satu rumah warga di Kecamatan Merakurak tepatnya Desa Tahulu Dusun Bancang mengalami kerusakan berat pada bagian atap, sebagian dinding beserta jendela dan pintu serta dilaporkan tidak ada korban jiwa.
Data petir dari BMKG Stasiun Geofisika Nganjuk merekam aktifitas petir yang cukup aktif dan banyak tersebar di Kabupaten Tuban pada malam itu. Petir terdekat yang direkam oleh alat di Stasiun Geofisika Nganjuk berada sekitar 4 km dari lokasi kejadian tepatnya di Kecamatan Tuban pada pukul 19.14. Petir yang terekam berjenis CG + (Cloud To Ground bermuatan positif), jenis petir ini adalah petir yang menyambar dari awan dan melepas muatannya ke darat.
Terbentuknya petir tidak lepas dari aktifitas pertumbuhan awan. Berdasarkan data radar cuaca, awan hujan yang terbentuk di Tuban bagian tenggara pada pukul 18 WIB bergerak terus ke arah barat laut menuju Kec.Tuban dan Kec. Merakurak. Diketahui bahwa reflektifitas maksimalnya sebesar 45 dBZ pada pukul 18 hingga 19.30. Nilai reflektifitas yang tinggi ini cukup memberi penjelasan bahwa Cumulonimbus sedang tumbuh di wilayah tersebut.
Data petir dan radar sama-sama menunjukkan bahwa lokasi petir tepat berada di pusat sel awan cumulunimbus yang sedang tumbuh di sekitar Kecamatan Tuban. Lokasi petir tidak menjadi patokan lokasi sambaran, sebab aliran muatan listriknya bisa mengalir menjauhi sumber petir. Seperti kasus di atas yang menunjukkan bahwa aliran bergerak sejauh 4 kilometer kemudian menyabar salah satu rumah warga.
Bagaimana petir bisa menyambar daratan?
Awan yang sedang tumbuh akan melalui proses updraft atau udara naik. Pada proses ini, partikel air yang lebih hangat bertumpuk di bawah sementara itu partikel udara yang lebih dingin akan bergerak ke atas. Pada proses ini muatan negatif akan bertumbuk di bagian bawah awan sementara itu muatan postif berada di bagian atas awan. Pertumbuhan awan yang signifikan akan menyebabkan surplus muatan (kelebihan). Maka untuk mencapai keseimbangan, awan akan membuang muatannya ke daratan. muatan negatif di bawah awan akan mengalir dan bertemu muatan positif di daratan. Aliran inilah yang disebut petir.
Wilayah apa yang paling berpotensi terkena sambaran petir di wilayah Tuban?
Untuk wilayah Kabupaten Tuban, hampir di semua wilayah kecamatannya merupakan daerah rawan sambaran petir, kecuali Kecamatan Bancar. Untuk wilayah yang paling rawan sambaran petir yaitu Kecamatan Palang, Widang, Plumpang, Semanding, Tuban, Soko, Rengel, Parengan dan Senori, sedangkan untuk kecamatan yang lainnya dalam kategori sedang.
Himbauan kepada masyarakat !!!
BMKG Tuban menghimbau kepada masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaannya apabila terlihat ada pertumbuhan awan Cumulonimbus yang memiliki ciri yaitu sangat tinggi, berwarna hitam/gelap dan luas. Sebab awan inilah yang menyebabkan hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Apabila sudah terdengar gemuruh guntur atau terlihat kilat dari awan Cumulonimbus, bisa dipastikan ada potensi terjadi sambaran petir di dekat wilayah tersebut. Untuk menghindari sambaran petir ada beberapa Tips yang bisa dilakukan, seperti :
1. Segeralah masuk ke dalam ruangan atau mobil jika kalian sedang berada di luar ruangan dan mendengar guntur
2. Jangan berlindung di bawah pohon karena pohon yang tersambar petir energinya dapat melompat ke tubuh, serta jauhi tiang listirk, menara atau sesuatu yang tinggi dan mudah tersambar petir.
3. Jangan berada di sawah, lapangan, atau taman, karena petir mencari tanah untuk melepaskan energinya.
4. Jika sedang mengendarai motor segeralah berhenti dan mencari tempat berlindung yang aman
5. Saat di dalam rumah cabutlah peralatan elektronik yang terhubung ke colokan listrik jika ditakutkan dapat tersambar petir 6. Pasang penangkal petir di rumah-rumah atau bangunan yang cukup tinggi.
Ditulis dan dianalisis oleh Tim Datin BMKG Stasiun Meteorologi Tuban dengan bantuan analisis dari Tim Datin BMKG Stasiun Geofisika Pasuruan