Jumat, 22 11 2024
STANDAR WAKTU INDONESIA 08:19:44 WIB

Awal Ramadhan 1443 H, BMKG dan Kementerian Agama Amati Hilal di Puncak Tertinggi Tuban

BMKG Stasiun Geofisika Nganjuk (kiri) dan Stasiun Meteorologi Tuban (kanan)

Jumat ( 01 April 2022) – Awal Ramadhan 2022 diamati tim pengamat Badan Hisab Rukyat (BHR) Kementerian Agama Kabupaten Tuban dengan mengundang BMKG Stasiun Meteorologi Tuban beserta Stasiun Geofisika Nganjuk. Pengamatan hilal kali ini di laksanakan di Menara Rukyatul Hilal Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban. Ketinggian dari menara hilal ini sekitar 269 meter di atas permukaan laut.

Menurut Prakirawan Cuaca Kabupaten Tuban, kemungkinan hilal dapat diamati sangat kecil sebab berdasarkan monitoring radar cuaca kondisi cuaca di Desa Banyuurip  berawan tebal serta munculnya awan konvektif Cumulonimbus yang berpotensi menyebabkan hujan serta awan yang akan menghalangi pengamatan di sekitar menara hilal. Namun, pengamatan harus tetap dilaksanakan oleh Tim BHR. Pengamatan hilal menggunakan teropong Celestron AstroMaster 80AZS type manual.

Tim BHR Kementerian Agama Kabupaten Tuban melakukan pengamatan

Perlu diketahui bahwa sebelum dilakukan rukyat hilal, pengamat harus memiliki data hisab hilal di lokasi pengamatan. Penentuan Hisab hilal dilakukan untuk menentukan posisi bulan yang akan diarahkan dengan menggunakan teropong. Pada proses  ini, jika kondisi cuaca tidak mendukung maka bulan tidak terlihat, artinya hilal tidak teramati. Walaupun data hisab hilal dengan alat tidak didapatkan, berdasarkan perhitungan astronomi sesuai petunjuk starbook posisi bulan pada saat dilakukan pengamatan yaitu tanggal 1 April 2022 saat matahari terbenam adalah 1° 59.6′ dengan elongasi 3° 5.25′ (Sumber : BMKG Nganjuk). Dari perhitungannya saja, sudah diketahui bahwa nilai tersebut belum memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh Neo MABIMS yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi matahari minimal 6,4 derajat.

Setelah data hisab hilal diperoleh, maka para pengamat akan meng-validasi data tersebut dengan pengamatan langsung. Pengamatan inilah yang disebut dengan rukyat hilal (pengamatan visibilitas hilal). Pengamatan ini dilakukan setelah terjadi konjungsi atau ijtima’ (bulan baru). Akibat intensitas cahaya hilal yang redup serta ukurannya yang sangat tipis, maka pengamatan akan dilakukan tepat saat matahari terbenam. Jika hilal terlihat maka pada maghrib di hari itu telah memasuki bulan baru. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan baru ditetapkan pada maghrib keesokan harinya.

Rukyat hilal yang dilakukan oleh Tim BHR dan BMKG menetapkan bahwa hilal tidak terlihat akibat terhalang awan. Selain itu berdasarkan hisab hilal dengan nilai dibawah dua derajad juga menunjukkan bahwa kemungkinan terlihat hilal sangat kecil. Maka dari itu, Tim BHR Kemenag Tuban serta para pengamat dari instansi lain menutup proses pengamatan ini dan menunggu keputusan dari pemerintah pusat.

Tim BHR mengumumkan hasil pengamatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to top