Bibit Siklon 94W Terpantau di Perairan Selatan Kamboja, Begini Dampaknya di Wilayah Indonesia
Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) BMKG memantau pertumbuhan Bibit Siklon Tropis 94W yang terbentuk di sekitar Laut China Selatan sebelah selatan Kamboja, tepatnya di posisi 7.1derajat LU, 104.5 derajat BT. Berdasarkan analisis terbaru tanggal 29 November 2021, angin maksimum di sekitar Bibit Siklon Tropis 94W mencapai 15 knot (27.78 km/jam) dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1008mb. Sistem Bibit Siklon Tropis 94W bergerak ke arah barat dan menjauhi wilayah Indonesia, dan dalam 24 jam kedepan masih berada pada kategori rendah untuk menjadi sistem Siklon Tropis. Suatu kriteria bahwa Bibit Siklon dapat dikatakan meningkat menjadi Siklon Tropis adalah apabila kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai minimal 35 knot (65 km/jam).
Keberadaan Bibit Siklon Tropis 94W ini membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang dari wilayah Vietnam bagian selatan hingga Teluk Thailand yang mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sistem dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut. Sistem ini juga memicu pola anomali kecepatan angin di lapisan bawah atmosfer (low level jet) hingga mencapai lebih dari 25 knot di sekitar wilayah Teluk Thailand.
Dalam 24 jam kedepan Bibit Siklon Tropis 94W ini dapat memberikan Dampak Tidak Langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia sebagai berikut;
• Potensi Hujan intensitas Sedang – Lebat di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Riau dan Kepulauan Riau.
• Tinggi gelombang 1.25 – 2.5 meter (Moderate): di Perairan Kep. Anambas dan Natuna
• Tinggi gelombang 2.5 – 4.0 meter (Rough Sea): di Laut Natuna Utara
BMKG melalui Jakarta TCWC terus melakukan pemantauan perkembangan Siklon Tropis dan aktivitas dinamika atmosfer lainnya beserta potensi dampak cuaca ekstremnya. Terkait dengan potensi cuaca ekstrem tersebut, masyarakat diimbau untuk:
1.Menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak.
2.Menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya.
3.Mewaspadai potensi dampak seperti banjir/bandang/banjir pesisir, tanah longsor dan banjir bandang terutama di daerah yang rentan.
Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, dapat langsung mengakses:
1.Website https://www.bmkg.go.id,;
2.Follow twitter @infobmkg;
3.Aplikasi iOS dan android “Info BMKG”;
4.atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
Jakarta, 29 November 2021
Deputi Bidang Meteorologi
Guswanto