By Arum Puspitasari on 29 Juni 2025
Edukasi Iklim untuk Ketahanan Pertanian di Kecamatan Rengel dan Soko

Sebagai langkah nyata mendukung ketahanan pangan dan menghadapi tantangan perubahan iklim, Stasiun Meteorologi Tuban bersama PT Pertamina EP Sukowati Field menyelenggarakan kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Desa Sawahan Kecamatan Rengel dan Desa Rahayu Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, pada 27 dan 28 Mei 2025.

Kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari petani, penyuluh pertanian, pendamping desa, serta perwakilan dari PT Pertamina dan pemerintah Desa Sawahan. Bertempat di pendopo desa, acara berlangsung dari pagi hingga siang hari, menyajikan berbagai materi yang relevan dengan kondisi pertanian di tengah iklim yang semakin tidak menentu.

Kepala Stasiun Meteorologi Tuban, Muchamad Nur, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran BMKG dalam mendampingi petani melalui informasi cuaca dan iklim yang akurat dan mudah dipahami. Ia menegaskan, kegiatan seperti ini merupakan bagian penting dalam menciptakan sistem pertanian yang tangguh dan berkelanjutan.

Materi yang disampaikan oleh narasumber dari BMKG Tuban meliputi pengenalan cuaca dan iklim, alat-alat meteorologi, serta pembahasan mengenai fenomena kemarau basah 2025. Peserta juga diajak melakukan praktik membaca peta curah hujan dan berdiskusi tentang tantangan serta solusi permasalahan di lapangan.

Diskusi interaktif mengungkap berbagai kendala yang dihadapi petani, mulai dari kesulitan mengakses informasi cuaca secara digital hingga kebutuhan akan data curah hujan dari wilayah sekitar untuk mendukung mitigasi banjir. BMKG pun merespons dengan rencana pendampingan rutin setiap bulan dan penyebaran informasi dalam format yang lebih sederhana.

Kepala Desa Sawahan, Sunarto, menyampaikan apresiasinya kepada Pertamina dan BMKG, serta menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mengatasi kerentanan wilayah terhadap banjir dan ketidakpastian musim tanam. Ia juga mendorong penggunaan metode pertanian yang ramah lingkungan dan berbasis data iklim.

Kegiatan ini ditutup dengan komitmen BMKG untuk terus menjalin komunikasi dan kerja sama dalam membangun ketahanan iklim di sektor pertanian. Harapannya, sinergi antara ilmu pengetahuan dan kearifan lokal dapat menjadi fondasi bagi pertanian yang lebih adaptif, tangguh, dan berkelanjutan.

Contact us via WhatsApp